Marketing Mix: Pilar Strategis dalam Membangun Keunggulan Kompetitif
Ditulis oleh: Dr. Dwi Suryanto – Pakar Manajemen & CEO Borobudur Training & Consulting
17 November 2025
Pendahuluan
Marketing mix tetap menjadi fondasi utama dalam membangun strategi pemasaran yang efektif di tengah dinamika pasar global yang semakin cepat. Meskipun konsep ini telah diperkenalkan sejak era awal pemasaran modern, riset terkini menunjukkan bahwa penerapannya terus berkembang seiring kemunculan teknologi digital, tuntutan keberlanjutan, hingga perubahan perilaku konsumen.
Artikel ini membahas marketing mix berdasarkan evidence-based research, mengintegrasikan berbagai temuan ilmiah dan praktik terbaik dalam pemasaran modern. Pendekatan ini penting tidak hanya bagi akademisi, tetapi juga menjadi panduan strategis bagi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saingnya.
Sebagai bagian dari penguatan strategi pemasaran visual dan customer engagement, Borobudur Training & Consulting menyediakan Pelatihan Marketing Gallery, sebuah program yang membantu tim pemasaran mengoptimalkan strategi visual dan digital.
Lihat program lengkapnya di: https://borobudur-training.com/
Konsep dan Perkembangan Marketing Mix
Marketing mix awalnya terdiri dari empat elemen dasar (4P): Product, Price, Place, Promotion (Kotler, 1967). Dalam perkembangannya, elemen-elemen tersebut meluas menjadi 7P, mencakup:
-
People
-
Process
-
Physical Evidence
Transformasi digital kemudian mendorong adaptasi lebih lanjut, termasuk integrasi:
-
teknologi kecerdasan buatan (AI-driven marketing),
-
prinsip keberlanjutan (ESG),
-
personalisasi konten berbasis data,
-
omnichannel experience.
Perkembangan ini menjadikan marketing mix bukan hanya alat taktis, tetapi sistem strategis untuk menciptakan nilai dan membangun keunggulan jangka panjang.
Analisis Evidence: Temuan Kunci dari Berbagai Studi Internasional
1. Promosi dan Sponsorship Meningkatkan Brand Awareness secara Signifikan
Rachman & Santoso (2025) menemukan bahwa sponsorship program televisi Cahaya Hati Indonesia meningkatkan brand awareness secara signifikan, dengan korelasi lebih dari 0,9 antara frekuensi penayangan dan tingkat kesadaran merek. Rating dan share program pun tercatat berada di atas rata-rata.
Penelitian Zong (2023) dan Jedel (2018) memperkuat temuan tersebut:
-
64% konsumen di AS bersedia membeli produk sponsor olahraga,
-
evaluasi sponsor rata-rata berada pada skor 2,70, menunjukkan pengaruh yang moderat namun konsisten.
Temuan ini menegaskan bahwa elemen promotion tetap menjadi penentu utama efektivitas pemasaran.
2. Inovasi Produk dan Pemasaran Mendorong Daya Saing Perusahaan
To Trung Thanh et al. (2020) menemukan sejumlah faktor yang mendorong inovasi pemasaran pada UKM Vietnam:
-
R&D internal meningkatkan inovasi sebesar 0,18%
-
Kolaborasi dengan pesaing → 0,12%
-
Tekanan pasar untuk memasuki pasar baru → 0,16%
-
Tekanan untuk meningkatkan kualitas → 0,13%
Sebaliknya, ukuran perusahaan yang terlalu besar justru menurunkan probabilitas inovasi sebesar 1% karena tingginya birokrasi. Ini menunjukkan bahwa agility menjadi kunci dalam elemen product dan process.
3. Keberlanjutan (ESG) sebagai Elemen Strategis Marketing Mix
Golik (2025) menegaskan bahwa keberlanjutan kini menjadi komponen strategis dalam marketing mix. Minimal 80% investor global memasukkan kriteria ESG dalam pengambilan keputusan.
Ilodigwe (2024) menambahkan bahwa:
-
81% konsumen mendukung kampanye pemasaran berkelanjutan
-
87% bersedia membeli produk berbasis isu sosial/lingkungan
Kampanye keberlanjutan terbukti meningkatkan kepercayaan konsumen sebesar 15–20%, memperkuat elemen promotion serta product positioning.
4. Teknologi AI Mengubah Landscape Harga, Distribusi, dan Promosi
Agrawal (2025) mencatat bahwa integrasi AI dalam e-commerce memberikan dampak besar:
-
konversi meningkat 45%,
-
frekuensi pembelian naik 25%,
-
fraud detection mencapai akurasi 99,8%,
-
keranjang terbengkalai berkurang 25%.
Implementasi AI tidak hanya memperkuat aspek promotion, tetapi juga place melalui optimasi distribusi digital dan personalisasi pengalaman pelanggan (customer journey personalization).
5. Inovasi dan Teknologi Menurunkan Biaya Produksi
Kurudzhi et al. (2022) menjelaskan bahwa investasi teknologi pada rantai pasok duopoli mampu menurunkan biaya produksi secara konsisten. Hal ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif, memperkuat elemen price.
6. Aktivisme Merek dan Dampaknya pada Citra Brand
Eyada (2020) menunjukkan bahwa kampanye brand activism Nike meningkatkan persepsi positif konsumen. Aktivisme yang autentik menjadi strategi promosi yang semakin relevan di era konsumen berorientasi nilai.
Hubungan Sebab-Akibat dalam Marketing Mix Modern
Berdasarkan sintesis riset, beberapa pola sebab-akibat utama dapat diidentifikasi:
-
Promosi efektif → peningkatan awareness → peningkatan minat beli
-
Inovasi produk → peningkatan permintaan → optimasi harga
-
AI dalam distribusi → pengalaman pelanggan meningkat → loyalitas bertambah
-
Keberlanjutan → peningkatan kepercayaan → pertumbuhan penjualan jangka panjang
Dengan demikian, marketing mix bekerja sebagai sistem menyeluruh yang saling memperkuat, bukan sekadar kumpulan taktik pemasaran.
Implikasi Praktis bagi Perusahaan
-
Manfaatkan sponsorship dan media massa untuk meningkatkan awareness secara cepat.
-
Dorong inovasi produk dan pemasaran melalui R&D, kolaborasi, dan eksplorasi pasar baru.
-
Integrasikan nilai keberlanjutan (ESG) pada setiap elemen marketing mix.
-
Optimalkan teknologi AI untuk personalisasi konten, prediksi kebutuhan konsumen, dan peningkatan efisiensi.
-
Perkuat strategi visual dan konten digital, misalnya melalui program pelatihan seperti:
👉 Pelatihan Marketing Gallery – Borobudur Training & Consulting
https://borobudur-training.com/
Kesimpulan
Marketing mix tetap menjadi kerangka fundamental dalam strategi pemasaran modern. Namun, perubahan teknologi, preferensi konsumen, dan tuntutan keberlanjutan menuntut perusahaan untuk beradaptasi dan berinovasi.
Melalui integrasi promosi strategis, inovasi produk, penerapan ESG, dan adopsi teknologi AI, perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif sekaligus membangun loyalitas jangka panjang. Pendekatan berbasis riset (evidence-based marketing) memastikan bahwa strategi yang diterapkan benar-benar relevan dan berdampak.
Daftar Pustaka
-
Agrawal, K. (2025). The Intelligent E-Commerce Ecosystem: AI-Powered Transformation Across the Customer Journey. European Journal of Computer Science and Information Technology.
https://doi.org/10.37745/ejcsit.2013/vol13n126274 -
Eyada, B. (2020). Brand Activism and Its Impact on Consumer Perception: A Case Study on Nike. International Journal of Marketing Studies.
https://doi.org/10.5539/ijms.v12n4p30 -
Golik, V. (2025). Aspects of Sustainable Development, ESG and Marketing. Science and Innovations.
https://doi.org/10.29235/1818-9857-2025-7-33-39 -
Ilodigwe, S. (2024). Consumer Awareness and Engagement in Sustainable Marketing Campaigns. Sri Lanka Journal of Marketing.
https://doi.org/10.4038/sljmuok.v9i3.128 -
Jedel, J. (2018). Research on Strategies of Sport Event Sponsorship. Współczesna Gospodarka.
https://doi.org/10.26881/wg.2018.4.05 -
Kurudzhi, Y. et al. (2022). Supply Chain Duopoly Model with Marketing and Innovative Activities. Eastern-European Journal of Enterprise Technologies.
https://doi.org/10.15587/1729-4061.2022.253821 -
Rachman, A. P., & Santoso, H. (2025). Strategi Komunikasi Pemasaran INEWS TV dalam Sponsorship Program Cahaya Hati Indonesia. Journal Media Public Relations.
https://doi.org/10.37090/jmp.v5i1.2551 -
Thanh, T. T. et al. (2020). Determinants of Marketing Innovation among SMEs in Vietnam. Innovative Marketing.
https://doi.org/10.21511/im.16(4).2020.07 -
Zong, B. (2023). The Impact of Sports Sponsorship. Advances in Economics, Management and Political Sciences.
https://doi.org/10.54254/2754-1169/12/20230649
Comments are closed.