Marketing Associate dalam Era Digital: Tugas, Strategi, dan Implikasi Praktis Berdasarkan Evidence Jurnal
Ditulis oleh: Dr. Dwi Suryanto — Pakar Manajemen & CEO Borobudur Training & Consulting
17 November 2025
Pendahuluan
Sebagai konsultan dan praktisi manajemen yang telah mendampingi lebih dari 500 perusahaan dalam transformasi pemasaran digital, saya melihat bahwa peran Marketing Associate mengalami evolusi besar dalam lima tahun terakhir. Di era digital, posisi ini bukan lagi sekadar pelaksana teknis, tetapi menjadi penghubung strategis antara analisis pasar, kreativitas konten, hingga implementasi kampanye digital berbasis data.
Penetrasi teknologi, dominasi generasi Z, serta meningkatnya ketergantungan pada media sosial menuntut Marketing Associate untuk memiliki kompetensi yang lebih luas: analitis, kreatif, adaptif, dan berorientasi pada data. Artikel ini menyajikan ulasan komprehensif yang didukung evidence-based journals, analisis sebab-akibat, serta rekomendasi praktis yang bisa langsung diterapkan di lingkungan kerja.
Konsep dan Teori Utama
Secara historis, tugas Marketing Associate berpusat pada pelaksanaan 4P Marketing Mix: product, price, place, promotion. Namun, menurut Dr. Shashi Kant (2020), model tersebut semakin kurang relevan dalam ekosistem digital yang menuntut interaksi dua arah, personalisasi, dan kecepatan adaptasi.
Dalam pemasaran modern, Marketing Associate harus menguasai:
-
Consumer insight generation
-
Content marketing dan influencer marketing
-
Data-driven decision making
-
Social media optimization
-
Visual communication
Generasi Z — yang kini menguasai 40% kekuatan belanja konsumen Indonesia (Simangunsong, 2018) — sangat dipengaruhi oleh konten visual, kecepatan respons, dan brand authenticity. Pemahaman perilaku digital mereka menjadi kompetensi inti Marketing Associate masa kini.
Analisis Evidence dari Berbagai Jurnal Terbaru
1. Visual Social Media Marketing (VSMM) Meningkatkan Niat Beli
Studi oleh Al-Gasawneh et al. (2023) membuktikan bahwa visual marketing berpengaruh signifikan terhadap niat beli (p < 0.05) berdasarkan 250 responden. Artinya, Marketing Associate harus memprioritaskan konten visual berkualitas tinggi dan berorientasi storytelling.
2. Influencer Marketing Sangat Efektif pada Generasi Muda
Penelitian Nurani et al. (2024) menunjukkan:
-
t-value konten marketing = 2.132 (p = 0.036)
-
t-value influencer marketing = 3.651 (p = 0.000)
-
F-test simultan = 25.402 (p < 0.05)
Ini menjelaskan mengapa kolaborasi dengan influencer yang tepat dapat meningkatkan efektivitas kampanye secara drastis.
3. Kesiapan UMKM Masih Rendah → Peluang Besar
Vaculčikova et al. (2020) menemukan bahwa adopsi digital marketing UMKM Vietnam masih 0%, meskipun minat pelatihan tinggi. Pola ini sangat mirip dengan UMKM Indonesia. Marketing Associate berpotensi menjadi edu-leader bagi transformasi digital sektor UMKM.
4. Keamanan Digital Mempengaruhi Citra dan Kepuasan Pelanggan
Analisis 96.140 ulasan oleh Oh & Kim (2022) menunjukkan bahwa keamanan aplikasi adalah faktor paling kuat dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Relevan bagi digital marketing: keamanan data & privasi menjadi aspek penting dalam memperkuat kepercayaan konsumen.
5. Inovasi Pemasaran Didukung R&D dan Kolaborasi
To Trung Thanh et al. (2020) menemukan bahwa:
-
R&D meningkatkan inovasi pemasaran 0.18%
-
Kolaborasi dengan kompetitor meningkatkan 0.12%
-
Tekanan pasar mendorong inovasi 0.16%
Marketing Associate tidak boleh bekerja sendiri — kolaborasi dan riset internal sangat menentukan keberhasilan.
6. Pemasaran Berkelanjutan Semakin Penting
Ilodigwe (2024) mencatat bahwa:
-
81% konsumen mendukung kampanye berkelanjutan
-
87% konsumen bersedia membeli produk yang mendukung isu sosial
Marketing Associate harus mengintegrasikan ESG (environment, social, governance) dalam strategi komunikasi.
7. Insight Kreatif: Hewan Meningkatkan Efektivitas Iklan
Keller & Gierl (2020) membuktikan bahwa gambar hewan meningkatkan favorabilitas merek 15% dibanding model manusia — insight menarik untuk strategi konten kreatif.
Hubungan Sebab-Akibat Berdasarkan Analisis Evidence
-
Konten visual + influencer marketing → peningkatan signifikan niat beli
-
Inovasi pemasaran + R&D → kemampuan adaptasi lebih kuat
-
Keamanan digital → kepuasan + loyalitas pelanggan meningkat
-
Kampanye berkelanjutan → engagement + brand trust lebih tinggi
-
Pergeseran perilaku Gen Z → kebutuhan strategi pemasaran digital yang lebih interaktif
-
Kolaborasi → percepatan inovasi dan daya kompetitif
Implikasi dan Rekomendasi Praktis untuk Marketing Associate
-
Optimalkan Konten Visual dan Storytelling
Prioritaskan konten video pendek, carousel, dan desain yang relevan secara emosional. -
Bangun Jaringan dengan Influencer yang Tepat
Utamakan micro-influencer dengan engagement tinggi. -
Gunakan Riset Internal untuk Mendorong Inovasi
Lakukan eksperimen kecil: A/B testing, analisis sentimen, dsb. -
Pastikan Keamanan Digital dalam Setiap Kampanye
Gunakan platform tepercaya, perhatikan regulasi privasi (GDPR, PDP Indonesia). -
Integrasikan Nilai Keberlanjutan dalam Narasi Brand
Konsumen lebih loyal kepada brand yang peduli sosial & lingkungan. -
Pahami Karakter Gen Z
Mereka responsif terhadap konten autentik, cepat, dan interaktif. -
Berperan sebagai Educator bagi UKM
Ajarkan strategi digital marketing sederhana berbasis data. -
Pertimbangkan Penggunaan Gambar Hewan sebagai Pendukung Iklan
Untuk menarik perhatian dan meningkatkan favorabilitas merek.
Kesimpulan
Peran Marketing Associate kini berada pada posisi strategis dalam ekosistem pemasaran digital. Kompetensi teknis harus diimbangi kemampuan analitis, kreativitas, pemahaman data, dan adaptasi terhadap tren konsumen. Dengan memanfaatkan evidence dari berbagai studi akademik, Marketing Associate dapat meningkatkan efektivitas pemasaran, memperkuat kepercayaan pelanggan, dan mempercepat pertumbuhan bisnis.
Sebagai praktisi manajemen, saya menekankan bahwa kemampuan belajar berkelanjutan serta keberanian bereksperimen menjadi fondasi kesuksesan Marketing Associate di era digital ini.
Daftar Pustaka
-
Al-Gasawneh, J. A., et al. (2023). Multidimensionality of visual social media marketing and its impact on customer purchase intention on the real estate market. Innovative Marketing. https://doi.org/10.21511/im.19(1).2023.09
-
Simangunsong, E. (2018). Generation-Z Buying Behaviour in Indonesia. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen. https://doi.org/10.22441/mix.2018.v8i2.004
-
Kant, S. (2020). Critical Appraisal of Prevailing Marketing Mix. Journal of Marketing and Consumer Research. https://doi.org/10.7176/jmcr/71-06
-
Keller, B. & Gierl, H. (2020). Effectiveness of Animal Images in Advertising. Marketing ZFP. https://doi.org/10.15358/0344-1369-2020-1-3
-
Nurani, et al. (2024). The Influence of Content Marketing and Influencer Marketing on Purchase Decisions. BEMJ. https://doi.org/10.36563/bemj.v3i2.1350
-
Vaculčikova, Z., et al. (2020). Digital marketing access as a source of competitiveness. Innovative Marketing.
-
Oh, Y. K., & Kim, J.-M. (2022). What Improves Customer Satisfaction in Mobile Banking Apps? Asia Marketing Journal. https://doi.org/10.53728/2765-6500.1581
-
Ilodigwe, S. C. (2024). Assessing Consumer Awareness and Engagement in Sustainable Marketing Campaigns. Sri Lanka Journal of Marketing. https://doi.org/10.4038/sljmuok.v9i3.128
-
To Trung Thanh, et al. (2020). Determinants of marketing innovation among SMEs in Vietnam. Innovative Marketing. https://doi.org/10.21511/im.16(4).2020.07
Comments are closed.