eran Head of Marketing dalam Era Digital dan Keberlanjutan: Tinjauan Literatur Multidisipliner

dr Dwi Suryanto, Marketing Expert & CEO Borobudur Training & Consulting
25 November 2025

Introduction

Peran Head of Marketing (atau Kepala Pemasaran) semakin kompleks di masa kini. Tidak cukup hanya mengelola kampanye pemasaran tradisional, posisi ini kini dituntut untuk menjadi pemimpin strategis yang menggabungkan digital marketing, analitik data, dan nilai-nilai keberlanjutan (sustainability). Tekanan persaingan global, kesadaran lingkungan konsumen, serta kemajuan teknologi seperti AI dan big data menuntut Head of Marketing untuk berpikir lintas disiplin.

Artikel ini mengulas literatur mutakhir dari manajemen pemasaran, teknologi digital, dan green marketing untuk mengeksplorasi bagaimana peran Head of Marketing berevolusi, serta implikasi praktisnya bagi perusahaan modern.


Concepts and Theoretical Foundations

  1. Manajemen Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Management)
    Manajemen pemasaran modern harus mengintegrasikan semua saluran komunikasi agar pesan merek konsisten dan efektif. Penelitian tentang Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) di era digital menunjukkan bahwa teknologi digital memungkinkan penyampaian pesan yang kohesif dan responsif terhadap umpan balik masyarakat.

  2. Digital Strategy & Customer Journey
    Strategi digital harus memahami customer journey  bagaimana konsumen berinteraksi dengan merek melalui berbagai titik kontak digital. Studi strategi pemasaran digital menunjukkan bahwa penggunaan analitik data dan AI sangat penting untuk personalisasi pengalaman pelanggan.

  3. Green Marketing dan Branding Berkelanjutan
    Head of Marketing juga perlu mengelola aspek keberlanjutan. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa green marketing dan digital branding berkontribusi signifikan pada sustainability branding dan kepuasan pelanggan, terutama pada produk ramah lingkungan.

  4. Etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam Pemasaran
    Dalam era marketing 5.0, etika dan tanggung jawab sosial menjadi inti strategi pemasaran. Penelitian konseptual menyebut bahwa teknologi canggih seperti AI dan big data harus diimbangi dengan nilai etika agar brand tetap dipercaya oleh konsumen.

  5. E-Marketing dan Teknologi Digital
    Kepala pemasaran harus memahami bagaimana e-marketing (misalnya email, media sosial, kampanye digital) diterima oleh organisasi dan bagaimana hal itu dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Model Technology Acceptance Model (TAM) telah digunakan untuk menjelaskan adopsi e-marketing dalam konteks perusahaan.


Evidence and Synthesis

Beberapa temuan empiris yang relevan:

  • Permatasari, Rachmi, Sinartya & Permanasari (2025) menemukan bahwa digital marketing dan green marketing secara signifikan mempengaruhi pengembangan merek dan loyalitas pelanggan dalam studi pada perusahaan ritel di Malang.

  • Dalam penelitian Komunikasi Pemasaran Terpadu, Wardana, Handayani, Kaunang & Parani (2024) menegaskan bahwa teknologi digital memungkinkan pesan pemasaran yang konsisten di berbagai saluran, yang penting untuk pengalaman pelanggan holistik.

  • Endang Tjahjaningsih & Alya Takwarina Cahyani (2024) meneliti batik pewarna alami di Semarang dan menemukan bahwa green marketing + digital branding berkontribusi terhadap sustainability branding dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

  • Dalam makalah konseptual, Yeni Kusuma Wardani (2025) memperkenalkan Marketing 5.0, yaitu model sinergis antara etika, teknologi (AI, big data), dan kepercayaan konsumen.

  • Dari tinjauan e-marketing menggunakan TAM, Abeng University & Tanri (2024) melaporkan bahwa persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan platform digital meningkatkan adopsi e-marketing dalam perusahaan.


Cause–Effect Patterns

Berdasarkan sintesis literatur di atas, beberapa pola sebab–akibat muncul:

  1. Digitalisasi & Teknologi → Pengalaman Pelanggan Lebih Personalisasi
    Kemampuan digital marketing dan analitik data memungkinkan Head of Marketing untuk mengoptimalkan perjalanan pelanggan dan menciptakan pengalaman yang lebih relevan (digital + AI) → meningkatkan keterlibatan dan loyalitas.

  2. Green Marketing → Kepercayaan & Nilai Merek
    Implementasi strategi hijau meningkatkan sustainability branding → reputasi merek yang lebih baik → kepuasan pelanggan jangka panjang.

  3. Etika + Tanggung Jawab Sosial → Keberlanjutan Bisnis
    Integrasi nilai etika dan tanggung jawab sosial dalam strategi pemasaran menciptakan kepercayaan konsumen dan loyalitas yang lebih dalam, serta mendorong citra merek yang berkelanjutan.

  4. Adopsi E-Marketing → Efisiensi Pemasaran
    Dengan model TAM, perusahaan dapat memahami bagaimana dan mengapa e-marketing diadopsi, yang kemudian meningkatkan efisiensi kampanye pemasaran digital.


Cross-Domain Insights

  • Sistem Kompleks & Organisasi: Head of Marketing berfungsi sebagai “hub” dalam organisasi — menghubungkan data digital, saluran pemasaran, dan nilai-nilai sosial agar strategi pemasaran tetap adaptif dan berkelanjutan.

  • Etika dan Keberlanjutan: Menurut teori pemangku kepentingan, pemimpin pemasaran harus mempertimbangkan dampak sosial-lingkungan dari kampanye untuk membangun trust jangka panjang.

  • Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Penggunaan big data dan AI mencerminkan pendekatan learning system, di mana keputusan strategis dioptimalkan berdasarkan data historis dan prediksi masa depan.


Implications and Practical Recommendations

  1. Mengembangkan Kapabilitas Digital dan Analitik
    Head of Marketing harus memimpin transformasi digital dengan membangun tim analitik, mencakup data scientist atau marketing analyst untuk menyusun metrik yang relevan dan actionable.

  2. Integrasi Green Marketing ke Dalam Strategi Inti
    Strategi keberlanjutan harus menjadi bagian dari strategi pemasaran, bukan sekadar kampanye “green washing”. Ini bisa dilakukan dengan menyusun KPI yang mengukur dampak lingkungan dan nilai sosial.

  3. Menjaga Etika dalam Penggunaan Teknologi
    Ketika menerapkan AI atau big data, harus dibarengi kebijakan etika pemasaran yang transparan dan bertanggung jawab untuk menjaga trust konsumen.

  4. Mengoptimalkan E-Marketing dengan User-Centric Approach
    Gunakan insight dari model TAM untuk memahami pain point dan adopsi platform digital oleh tim pemasaran dan pelanggan; optimalkan email, media sosial, dan kanal digital lainnya berdasarkan kebutuhan nyata.

  5. Pelatihan Strategis bagi Pemimpin Pemasaran
    Head of Marketing perlu terus belajar dan memperkuat kompetensinya dalam metrik pemasaran, analitik, dan pengambilan keputusan berbasis data.
    Untuk itu, Borobudur Training & Consulting menyediakan Pelatihan Marketing Metrics yang sangat relevan bagi pemimpin pemasaran modern, terutama Head of Marketing, untuk mengukur ROI pemasaran, menetapkan KPI yang tepat, dan mengoptimalkan penganggaran pemasaran berdasarkan data. Pelatihan ini dapat membantu pemimpin pemasaran mengambil keputusan strategis yang berbasis metrik. Untuk info lebih lanjut, silakan kunjungi: https://borobudur-training.com/?s=head+of+marketing


Conclusion

Peran Head of Marketing di era digital dan keberlanjutan telah berkembang menjadi jabatan mahir dan strategis: bukan hanya sebagai pengelola kampanye, tetapi sebagai arsitek transformasi pemasaran. Literatur menunjukkan bahwa digital marketing, analitik data, dan green marketing adalah tiga domain kunci yang harus dikuasai. Integrasi ketiganya  disertai dengan etika  memungkinkan Head of Marketing untuk memimpin perusahaan menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dengan pemahaman dan pelatihan yang tepat (seperti metrik pemasaran), pemimpin pemasaran dapat membuat keputusan yang lebih terukur, efektif, dan berdampak jangka panjang.


Daftar Pustaka

Author

Comments are closed.