Marketing, Selling, dan Branding: Tinjauan Literatur Cross-Disciplinary

dr Dwi Suryanto, Marketing Expert & CEO Borobudur Training & Consulting
25 November 2025

1. Introduction

Marketing, selling, dan branding merupakan tiga pilar krusial dalam strategi bisnis modern yang saling terkait dan berkontribusi pada keunggulan kompetitif. Di era digital saat ini, perilaku konsumen, teknologi, dan ekspektasi merek berubah dengan cepat, menuntut organisasi untuk merumuskan strategi yang menyinergikan ketiga pilar ini. Konsultan pemasaran dan pelaku bisnis perlu memahami bagaimana marketing (pemasaran), selling (penjualan), dan branding (identitas merek) dapat bekerja sama dalam kerangka lintas-disiplin untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang holistik dan efisien. Artikel ini mengeksplorasi literatur terkini dari berbagai disiplin  manajemen pemasaran, perilaku konsumen, dan teknologi  untuk menganalisis hubungan sebab-akibat (cause–effect) antara marketing, selling, dan branding.


2. Concepts and Theoretical Foundations

Marketing mencakup keseluruhan proses strategis mulai dari analisis kebutuhan konsumen hingga komunikasi dan distribusi (Kotler & Keller, 2021). Dalam literatur kontemporer, marketing semakin dipandang sebagai fungsi dinamis yang memanfaatkan kanal digital untuk membangun interaksi berkelanjutan.

Selling, atau kegiatan penjualan langsung, merupakan ujung tombak dalam konversi prospek menjadi pelanggan. Di sisi individu penjual, Gojčeta (2021) mengembangkan Propensity to Selling Scale yang mengukur sejauh mana seseorang memiliki kecenderungan dan keterampilan untuk menjual secara efektif, yang berdampak pada hasil penjualan tim.

Branding, sebagai bagian dari identitas perusahaan, berfokus pada bagaimana konsumen memandang merek — baik secara fungsional maupun emosional. Al-Zyoud (2018) meneliti peran social media marketing dalam strategi branding, membedakan antara functional branding (merek sebagai fitur dan utilitas) dan intentional branding (merek sebagai ekspresi nilai dan identitas).

Selain itu, teori omnichannel marketing  yang menggabungkan berbagai saluran fisik dan digital  menjadi semakin penting dalam mengelola ekosistem pemasaran modern, karena memungkinkan pengalaman konsumen yang konsisten dan integratif.


3. Evidence and Synthesis

Berikut beberapa temuan empiris penting dari literatur:

  1. Social Media Marketing dan Branding
    Al-Zyoud (2018) menunjukkan melalui penelitian kuantitatif dengan 133 responden di departemen pemasaran bahwa strategi social media marketing lebih condong ke intentional branding dibanding functional branding. Ini berarti media sosial lebih efektif dalam menyampaikan nilai-nilai merek dan identitas merek daripada sekadar fitur produk.

  2. Media Sosial dan Kesadaran Merek di Sektor Pendidikan
    Penelitian di Indonesia oleh Kharisma & Haryono (2023) menemukan bahwa aktivitas social media marketing (interaktivitas, konten, e-WOM) secara positif memengaruhi brand awareness universitas dan keputusan calon mahasiswa untuk memilih universitas tertentu.

  3. Brand Image melalui Media Sosial
    Mashudi, Fatmawati, Jusnita, Gymnastiar & Indrawati (2023) menyoroti pentingnya media sosial dalam membangun citra merek dan kesadaran merek melalui interaksi konten kreatif.

  4. Branding Media Sosial di Konteks Komunitas Sosial
    Dalam konteks pengabdian masyarakat, Mangifera, Humaira, Marita & Ratnaningsih (2024) melaporkan bahwa pelatihan branding media sosial meningkatkan keterampilan konten Instagram dan kesadaran merek para kader organisasi, memperkuat koneksi sosial dan identitas mereka.

  5. Personal Branding di Media Sosial
    Studi Fitriani, Firmansyah, et al. (2024) menunjukkan efikasi media sosial sebagai alat personal branding. Mereka menemukan bahwa individu yang mengelola citra online dengan baik mampu memperkuat personal brand mereka melalui posting konsisten dan interaksi publik.


4. Cause–Effect Patterns

Berdasarkan sintesis literatur di atas, pola sebab–akibat berikut dapat diidentifikasi:

  • Social Media Marketing → Intentional Branding
    Strategi media sosial secara konsisten memengaruhi persepsi merek sebagai entitas nilai (intentional), bukan hanya sebagai utilitas produk. Hal ini memperkuat hubungan emosional dan identitas merek (Al-Zyoud, 2018).

  • Media Sosial → Brand Awareness dan Keputusan Konsumen
    Aktivitas media sosial (konten kreatif, interaktivitas, e-WOM) meningkatkan kesadaran merek di antara audiens, yang kemudian berdampak positif pada keputusan pembelian atau, dalam konteks pendidikan, pemilihan institusi (Kharisma & Haryono, 2023).

  • Pelatihan Media Sosial → Peningkatan Branding Komunitas
    Program pelatihan branding media sosial dapat memperkuat identitas dan engagement komunitas, meningkatkan kemampuan anggota dalam menciptakan konten dan berinteraksi secara strategis (Mangifera et al., 2024).

  • Personal Branding → Pengaruh Digital Individual
    Individu yang membangun personal branding melalui platform sosial dapat memperkuat posisi profesional mereka, membentuk reputasi online yang kuat yang berdampak pada karier dan kredibilitas (Fitriani et al., 2024).


5. Cross-Domain Insights

Dari sudut lintas disiplin:

  • Psikologi Konsumen: Media sosial sebagai saluran branding memungkinkan ekspresi identitas dan nilai moral, bukan hanya fitur produk. Ini menciptakan relasi yang lebih dalam antara konsumen dan merek.

  • Manajemen Strategis: Organisasi perlu merancang strategi media sosial yang tidak hanya mendorong penjualan langsung, tetapi juga memperkuat nilai merek jangka panjang melalui intentional branding.

  • Pengembangan Kapasitas Komunitas: Pelatihan media sosial tidak hanya relevan bagi departemen pemasaran, tetapi juga untuk komunitas, akademisi, pemuka organisasi, dan pelaku usaha kecil, guna membangun merek yang autentik dan berkelanjutan.


6. Implications and Practical Recommendations

Berdasarkan analisis di atas, berikut rekomendasi praktis bagi perusahaan, konsultan pemasaran, dan pemimpin komunitas:

  1. Optimalkan Media Sosial untuk Branding Intensional
    Gunakan platform media sosial (Instagram, TikTok, LinkedIn) untuk menyampaikan nilai-nilai merek, identitas etis, dan visi jangka panjang, bukan hanya promosi produk.

  2. Latih Tim Media & Komunikasi
    Investasi dalam pelatihan bagi tim komunikasi agar mampu membuat konten berkualitas tinggi, interaktif, dan emosional yang memperkuat citra merek.

  3. Bangun Program Pelatihan Branding Komunitas
    Selain pemasaran komersial, organisasi nirlaba, lembaga sosial, dan komunitas lokal dapat mengikuti pelatihan branding digital untuk memperkuat identitas dan pesan mereka secara strategis.

  4. Perkuat Personal Branding Pimpinan & Profesional
    Pemimpin dan profesional harus mengelola personal branding mereka di media sosial secara sadar untuk meningkatkan reputasi dan kredibilitas di mata publik.

  5. Gunakan Media-Handling dan Komunikasi Efektif
    Dalam menghadapi situasi krisis atau komunikasi publik, organisasi perlu mengelola media dengan bijak. Borobudur Training & Consulting menawarkan pelatihan Media Handling & Communication Skills yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan manajemen media organisasi. Pelatihan ini sangat relevan bagi pemimpin organisasi, tim PR, dan marketing yang ingin memperkuat strategi media dan branding. Detail pelatihan dapat diakses di:
    https://borobudur-training.com/media-handling-communication-skills/


7. Conclusion

Marketing, selling, dan branding tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin dalam ekosistem strategi bisnis yang kompleks. Literatur empiris modern menunjukkan bahwa social media marketing memiliki potensi besar untuk membentuk identitas merek secara intentional, mendongkrak kesadaran, dan memperkuat hubungan jangka panjang dengan audiens. Pelatihan media-handling dan komunikasi sangat penting untuk memperkuat pilar-pilar ini, dan dapat membantu organisasi dalam merumuskan strategi branding yang autentik dan strategis. Dengan pendekatan lintas-disiplin, organisasi dapat membangun merek yang lebih relevan, tahan lama, dan berdampak.


Daftar Pustaka

Author

Comments are closed.